Pariwisata Indonesia
Siap Pergi ke Museum Sultan Mahmud Badaruddin II
Berencana untuk berwisata atau jalan-jalan pasti kita ingin perjalanan yang lancar, akomodasi yang nyaman, hotel murah, makanan enak, tiket pesawat murah, dekat kemana-mana, dan bisa sewa motor atau mobil.
Daya tarik
Di Museum Sultan Mahmud Badaruddin II terdapat keindahan alam dan keunikan budaya masyarakat setempat. Ada banyak keunikan, mulai dari tingkat desa (desa), kecamatan (kecamatan), kabupaten (kabupaten), dan provinsi.
Di Indonesia, setiap provinsi memiliki karakteristik yang berbeda dan menarik. Setiap provinsi memiliki budaya dan gaya hidup yang berbeda dan unik.
Museum Sultan Mahmud Badaruddin II adalah museum kota di Palembang, Indonesia. Museum ini didirikan di dalam sebuah bangunan abad ke-19 bekas kantor penduduk kolonial Sumatera Selatan. Bangunan ini juga menjadi tempat dinas pariwisata Palembang.
Lakukan perjalanan ke masa lalu dan jelajahi sejarah Palembang dengan masuk ke Museum Sultan Mahmud Badaruddin II (SMB II). Bukan hanya museum yang kaya akan koleksinya, tetapi bangunannya merupakan peninggalan sejarah, karena merupakan monumen masa keemasan Kesultanan Palembang.
Terletak di tepi sungai Musi, museum ini memamerkan berbagai koleksi mulai dari arkeologi, etnografi, biologi, seni dan khususnya numismatik , studi atau koleksi mata uang.
Pemerintah menjaga kelestarian alam dan menjaga kondisi hutan dengan baik.
Lingkungan juga terjaga dengan baik.
Aktivitas
Mengunjungi Museum Sultan Mahmud Badaruddin II, kita akan menyaksikan rutinitas aktivitas masyarakat dalam budaya tradisional yang unik. Serta terdapat hidangan dan makanan khas sebagai bagian dari wisata kuliner yang enak dan enak.
Di museum ini Anda bisa menemukan banyak peninggalan sejarah dari koleksi foto prasasti Kedukan Bukit , arca Buddha kuno dan Ganesha Amarawati , serta berbagai peninggalan lain termasuk yang berasal dari zaman Sriwijaya .
Sultan Mahmud Badaruddin II adalah penguasa Palembang dari tahun 1803 hingga 1821. Museum yang menyandang namanya ini pernah menjadi istana Kesultanan Palembang Darussalam.
Awalnya bernama Keraton Kuto Kecik atau Keraton Kuto Lamo , bangunan ini bersama dengan Masjid Agung Palembang dibangun pada masa Sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo atau SMB I. Berbeda dengan bangunan lain pada zaman yang sama yang sebagian besar menggunakan kayu, istana ini merupakan dibangun dengan batu bata.
Dengan kedatangan Belanda pada abad ke-17, istana ini diduduki oleh tentara kolonial. Selama perang Palembang ke-1 pada tahun 1819, Belanda mendaratkan 200 pasukan di sini yang ditempatkan di Keraton Kuto Lamo .
Setelah Sultan Mahmud Badadruddin II ditangkap dan diasingkan, Belanda menjarah dan menghancurkan bangunan-bangunan di Palembang, termasuk Keraton Kuto Lamo . Pada tahun 1823, Belanda mulai merekonstruksi bangunan di atas reruntuhan.
Di bekas Keraton Kuto Lamo dibangun sebuah kediaman komisaris Kerajaan Belanda di Palembang, Yohan Isaac van Sevenhoven . Pada tahun 1842 bangunan tersebut selesai dibangun dan secara lokal populer sebagai rumah siput ( Rumah Siput ).
Sejarah masih mencengkeram bangunan ini ketika Jepang tiba di tahun 1940-an. Dengan berkecamuknya Perang Dunia ke-2 di Pasifik, Jepang menggunakan bangunan bersejarah ini sebagai pangkalan militer mereka.
Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, bangunan tersebut menjadi markas militer resimen IV Indonesia: Sriwijaya .
Sebagai sebuah situs yang terlibat dalam berbagai peristiwa sejarah, Museum Sultan Mahmud Badaruddin II merupakan sebuah pajangan yang mengelaborasi berbagai era dalam sejarah.
Saat hari berganti malam, persiapkan kamera Anda untuk menghadap keseluruhan tampilan depan museum dan tunggu hingga semua lampu bersinar. Jika ya, periksa LCD kamera Anda dan lihat keindahan apa yang telah Anda tangkap.
Museum Sultan Mahmud Badaruddin II adalah tempat yang tepat untuk menjelajahi sejarah Palembang. Dari jaman Sriwijaya , Kesultanan Palembang Darussalam, jaman penjajahan Belanda dan penjajahan Jepang hingga jaman awal kemerdekaan Indonesia semuanya tersaji dalam 368 koleksinya. Arsitekturnya unik karena merupakan kombinasi dari gaya kolonial Belanda dan asli Istana Palembang.
Di tempat ini juga terdapat event atau kegiatan rutin yang diadakan setiap tahun baik nasional maupun internasional.
Aksesibilitas
Perjalanan menuju Museum Sultan Mahmud Badaruddin II kini sangat mudah. Kita bisa masuk melalui berbagai moda transportasi.
Untuk menuju Palembang, naik pesawat ke Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II. Bandara ini terletak di Jalan Tanjung Api-Api dan dapat diakses dari banyak negara termasuk Malaysia, Singapura, Cina, dan Thailand. Jarak antara bandara dan museum sekitar 6 km. Dari bandara, naik taksi atau mobil sewaan.
Kondisi infrastruktur semakin membaik. Mulai dari jalan raya, bandara, jalan setapak, pelabuhan, jembatan, tangga, bahkan beberapa tempat bisa dijangkau dengan jalan tol.
Kita bisa berkunjung dengan pesawat, mobil, kapal, bus, sepeda motor dan sepeda. Suatu saat, kita bisa naik kereta. Kita juga bisa berjalan dengan bebas.
Kenyamanan
Di Museum Sultan Mahmud Badaruddin II, teknologi semakin berkembang. Lokasi mini market, toko (warung kedai), Money Changer, ATM, Bank BRI BCA BNI Mandiri, BTPN Bank Nagari BJB, supermarket, dan restoran dapat dengan mudah kita temukan. Jadi kita tidak akan kelaparan atau kekurangan barang yang diperlukan.
Jika Anda sakit dan membutuhkan pertolongan, Anda juga bisa mengunjungi klinik, apotek apotek (apotek), dokter praktik, rumah sakit, dan puskesmas.
Di tempat ini kita juga bisa mencari tempat ibadah seperti masjid, gereja, dan lain-lain.
Akomodasi
Mencari tempat menginap di Museum Sultan Mahmud Badaruddin II sangatlah mudah. Kita bisa menginap di home stay, hotel, losmen, hostel dan tempat lainnya.
Untuk mendapatkan penginapan dengan harga yang murah dan pasti nyaman silahkan simak dibawah ini:
Pengalaman dan Ulasan
Sudah banyak pengunjung yang mengunjungi Museum Sultan Mahmud Badaruddin II, banyak cerita menarik yang diceritakan. Seperti rasa puas, senang, mau datang lagi, tidur nyenyak, dan hampir tidak ada yang kecewa atau komplain datang kesini.
Jadi, pengunjung akan mengetahui bagaimana menemukan hotel terbaik, di mana tepatnya berada, mengapa luar biasa, berapa tarif dan tarifnya, siapa orangnya, siapa yang harus ditanyakan, dan kapan waktu terbaik untuk berkunjung.
Tempat wisata tersebut bisa kita kunjungi dari Tanjung Pinang, Tanjung Redep, Tanjung Selor, Tapak Tuan, Tarakan, Tarutung, Tasikmalaya, Muara Bungo, Muara Enim, Muara Teweh, Muaro Sijunjung, Muntilan, Nabire, Negara, Nganjuk,
That’s all the information we provided, hopefully useful.