Mengunjungi Desa Madobak Ugai Matotonan Siberut Kepulauan Mentawai

Posted on

Pariwisata Indonesia

Siap Menuju Madobak Ugai Desa Matotonan Siberut Kepulauan Mentawai

Berencana untuk berwisata atau jalan-jalan pasti kita ingin perjalanan yang mulus, akomodasi yang nyaman, hotel murah, makanan enak, tiket pesawat murah, dekat kemana-mana, dan bisa sewa motor atau mobil.

Daya tarik

Di Desa Madobak Ugai Matotonan Siberut Kepulauan Mentawai terdapat keindahan alam dan keunikan budaya masyarakat lokalnya. Ada banyak keunikan, mulai dari tingkat desa (desa), kecamatan (kecamatan), kabupaten (kabupaten), dan provinsi.

Di Indonesia, setiap provinsi memiliki karakteristik yang berbeda dan menarik. Setiap provinsi memiliki budaya dan gaya hidup yang berbeda dan unik.

Desa Madobak, Ugai dan Matotonan memang tidak dirancang khusus untuk menjadi tujuan wisata, namun budaya dan kehidupan tradisionalnya masih terjaga dengan baik sehingga menjadi tempat yang menarik bagi wisatawan.

Mereka Terletak di hulu Siberut Selatan. Dari Muara Siberut, Anda harus mengambil rute Purou-Muntei-Rokdok-Madobak-Ugai-Butui-Matotonan. Setiap desa memiliki budaya yang unik.

Madobak, misalnya, terkenal dengan air terjun Kulu Kubuk yang sejuk. Ini memiliki dua tingkat dengan total 70 meter.

Setiap desa juga terkenal dengan rumah tradisionalnya, yang secara lokal dikenal sebagai Uma, dan upacara tradisionalnya dilakukan oleh seorang Sikerei, atau dukun.

Pemerintah menjaga kelestarian alam dan menjaga kondisi hutan dengan baik.

Lingkungan juga terjaga dengan baik.

Aktivitas

Mengunjungi Desa Madobak Ugai Matotonan Siberut Kepulauan Mentawai, kita akan menyaksikan kegiatan rutin masyarakat dalam budaya tradisional yang unik. Serta terdapat hidangan dan makanan khas sebagai bagian dari wisata kuliner yang enak dan enak.

Upacara adat ini biasanya dilakukan pada saat pernikahan, menempati rumah baru, untuk memfasilitasi penyembuhan atau untuk mengusir roh jahat.

Dukun di tiga desa ini masih melestarikan penggunaan pakaian dalam dan ikat kepala (luat) yang terbuat dari manik-manik warna-warni.

Beberapa penduduk lokal juga memiliki tato tradisional Mentawai yang terbuat dari tebu dan pewarna arang kelapa. Tato ini dibuat dengan menggunakan paku atau peniti, serta dua buah kayu sebagai bantalan dan palu.

Menurut masyarakat setempat, proses pembuatan tato itu sangat menyakitkan.

Selain mengunjungi air terjun Kulu Kubuk di desa Madobak atau kawasan perbatasan Taman Nasional Siberut di desa Matotonan, pengunjung dapat berinteraksi langsung dengan masyarakat sekitar tentang kehidupan sehari-hari dan mengikuti upacara adat mereka.

Karena tidak ada pilihan lain, pengunjung tinggal di rumah-rumah lokal, tapi jangan khawatir; Penduduk lokal di desa Madobak, Ugai dan Matotonan ramah dan ceria!

Mengunjungi ketiga desa ini adalah pengalaman yang luar biasa. Kondisi alam mereka terlihat dari Uma kayunya, pohon sagu yang diolah menjadi sembako, perahu motor parkir di pinggir sungai dan budaya lokalnya yang berbeda dengan di perkotaan.

Di desa-desa ini, penduduk setempat menggunakan kayu untuk memasak. Mereka juga melestarikan tradisi makan komunitas mereka.

Setiap jenis hidangan disajikan dalam satu mangkuk dan anggota keluarga biasanya makan dari mangkuk yang sama pada waktu yang bersamaan.

Menyaksikan masyarakat setempat menemukan sagu dengan keranjang mereka adalah atraksi menarik lainnya.

Di tempat ini juga terdapat event atau kegiatan rutin yang diadakan setiap tahun baik nasional maupun internasional.

Aksesibilitas

Perjalanan menuju Desa Madobak Ugai Matotonan Siberut Kepulauan Mentawai kini sangat mudah. Kita bisa masuk melalui berbagai moda transportasi.

Untuk mengunjungi Muara Siberut dari pintu kedatangan bandara internasional Minangkabau di  Padang , pengunjung harus pergi ke pelabuhan Muara Padang dengan bus.

Dari sana, pengunjung harus naik perahu motor melintasi Samudra Hindia menuju Pulau Siberut.

Jadwal kapal dari Padang ke Siberut hanya dua kali seminggu; Senin malam (kapal Sumber Rezeki Baru) dan Kamis malam (kapal Simasin).

Perjalanan ini akan memakan waktu satu malam yang berarti kapal kembali ke Padang pada hari Selasa dan Jumat malam. Tiket untuk kapal ini dijual dengan harga Rp 105.000 hingga Rp. 125.000 masing-masing.

Selain itu, ada kapal tambahan yang beroperasi pada minggu pertama dan kedua setiap bulan. Kapal Ambu-Ambu ini berangkat pada Sabtu malam dari Muara Padang dan kembali dari Siberut menuju Padang pada Minggu malam.

Jika mengambil jalur Tuapejat, yaitu Ibukota Kabupaten Mentawai; dari bandara internasional Minangkabau Anda naik pesawat kecil seperti Tiger Air atau SMAC ke Tuapejat di Pulau Sipora. Setelah itu, Anda menyewa perahu untuk perjalanan 3 hingga 4 jam menuju Muara Siberut.

Anda bisa mengunjungi desa-desa ini dengan berlayar menyusuri Sungai Rereget. Ini adalah cara untuk pergi ke hulu dari pantai di Muara Siberut.

Butuh waktu sekitar tiga jam untuk sampai ke Madobak, empat jam ke Ugai dan 5 sampai 6 jam ke Matotonan dengan perahu motor.

Saat air pasang, waktu tempuh menjadi lebih singkat. Anda disarankan untuk naik perahu motor kecil yang dikenal sebagai pompong.

Jarak antara Muara Siberut dan Matotonan, desa yang paling terpencil, adalah 40 km. Sayangnya, Sungai Rereget memiliki kelokan dan peninggian. Anda bisa melihat pohon sagu di kedua sisi sungai.

Kondisi infrastruktur semakin membaik. Mulai dari jalan raya, bandara, jalan setapak, pelabuhan, jembatan, tangga, bahkan beberapa tempat bisa dijangkau dengan jalan tol.

Kita bisa berkunjung dengan pesawat, mobil, kapal, bus, sepeda motor dan sepeda. Suatu saat, kita bisa naik kereta. Kita juga bisa berjalan dengan bebas.

Kenyamanan

Di Madobak Ugai Desa Matotonan Siberut Kepulauan Mentawai, teknologi semakin maju. Lokasi mini market, toko (warung kedai), Money Changer, ATM, Bank BRI BCA BNI Mandiri, BTPN Bank Nagari BJB, supermarket, dan restoran dapat dengan mudah kita temukan. Jadi kita tidak akan kelaparan atau kekurangan barang yang diperlukan.

Jika Anda sakit dan membutuhkan pertolongan, Anda juga bisa mengunjungi klinik, apotek apotek (apotek), dokter praktik, rumah sakit, dan puskesmas.

Di tempat ini kita juga bisa mencari tempat ibadah seperti masjid, gereja, dan lain-lain.

Akomodasi

Mencari tempat menginap di Madobak Ugai Matotonan Village Siberut Kepulauan Mentawai sangatlah mudah. Kita bisa menginap di home stay, hotel, losmen, hostel dan tempat lainnya.

Untuk mendapatkan penginapan dengan harga yang murah dan pasti nyaman silahkan simak dibawah ini:

Booking.com

Pengalaman dan Ulasan

Sudah banyak pengunjung yang mengunjungi Desa Madobak Ugai Matotonan Siberut Kepulauan Mentawai, banyak cerita menarik yang diceritakan. Seperti rasa puas, senang, mau datang lagi, tidur nyenyak, dan hampir tidak ada yang kecewa atau komplain datang kesini.

Jadi, pengunjung akan mengetahui bagaimana menemukan hotel terbaik, di mana tepatnya berada, mengapa luar biasa, berapa tarif dan tarifnya, siapa orangnya, siapa yang harus ditanyakan, dan kapan waktu terbaik untuk berkunjung.

Tempat wisata tersebut bisa kita kunjungi dari Tanjung Pinang, Tanjung Redep, Tanjung Selor, Tapak Tuan, Tarakan, Tarutung, Tasikmalaya, Muara Bungo, Muara Enim, Muara Teweh, Muaro Sijunjung, Muntilan, Nabire, Negara, Nganjuk,

That’s all the information we provided, hopefully useful.