Mengunjungi Pangkalan Bun, kota di Sungai Arut

Posted on

Pariwisata Indonesia

Siap Pergi ke Pangkalan Bun kota di Sungai Arut

Berencana untuk melakukan tur atau bepergian, kita pasti menginginkan perjalanan yang mulus, akomodasi yang nyaman, hotel murah, makanan enak, tiket pesawat murah, dekat ke mana-mana, dan dapat menyewa sepeda motor atau mobil.

Daya tarik

Di Pangkalan Bun, kota di Sungai Arut, ada keindahan alam dan budaya unik masyarakat setempat. Ada banyak keunikan, mulai dari tingkat desa, kecamatan, kabupaten dan provinsi.

Di Indonesia, setiap provinsi memiliki karakteristik yang berbeda dan menarik. Setiap provinsi memiliki budaya dan gaya hidup yang berbeda dan unik.

Pangkalan Bun atau Pangkalanbuun adalah sebuah kota di provinsi Kalimantan Tengah (Kalimantan Tengah) di Kalimantan di Indonesia. Ini adalah markas administrasi distrik Arut Selatan (Arut Selatan)

Pangkalan Bun juga merupakan ibu kota Kabupaten Kotawaringin Barat di bagian barat daya Kalimantan Tengah.

Daripada ibukota provinsi, Palangkaraya , kota Pangkalan Bun berfungsi sebagai pintu gerbang bagi pengunjung yang ingin menjelajah ke Taman Nasional Tanjung Puting yang eksotis .

“Siapa pun yang minum dari Sungai Arut pasti akan kembali ke Pangkalan Bun,” kata pepatah klasik bagi mereka yang mengunjungi kota untuk pertama kalinya. Ungkapan itu menggambarkan perasaan nostalgia tertentu yang suatu hari nanti akan kembali mengunjungi kota.

Kehidupan tepi sungai yang khas bersama dengan situs warisan di sepanjang tepi sungai menjadikan Pangkalan Bun istimewa.

Pada tahun 1973, DR. Birute Galdinas mendirikan Pusat Perawatan Orangutan Karantina (OCCQ) di Pangkalan Bun. Sejak saat itu, fasilitas ini telah merawat Orangutan yang terluka dan yang disita oleh Kantor Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).

Di fasilitas karantina ini, pengunjung juga dapat berinteraksi dengan bayi orangutan yang menawan. Pengunjung akan dibimbing dan diawasi oleh petugas yang bertanggung jawab ketika berinteraksi dengan orangutan muda.

Fasilitas ini mencakup sekitar 100 hektar dan dapat menampung lebih dari 300 primata.

Tidak seperti kota di Jawa atau pulau lain, dan seperti di sebagian besar kota di Kalimantan, moda transportasi utama adalah melalui sungai, dan Pangkalan Bun tidak terkecuali.

Perahu tradisional  Kelotok  dan  Getek  serta speedboat dari segala bentuk dan ukuran yang melintas di Sungai Arut adalah pemandangan umum kota ini.

Di kedua tepi sungai, rumah-rumah kayu tradisional diselingi oleh kegiatan tepi sungai penduduk adalah pemandangan yang benar-benar menarik. Ada juga bangunan berbeda di dalam area Chinatown yang juga menghadap ke Sungai Arut.

Pemerintah menjaga kelestarian alam dan menjaga kondisi hutan.

Lingkungan juga terpelihara dengan baik.

Aktivitas

Mengunjungi Pangkalan Bun, kota di Sungai Arut, kita akan menyaksikan kegiatan masyarakat rutin dalam budaya tradisional yang unik. Dan ada hidangan dan makanan khusus sebagai bagian dari wisata kuliner yang lezat dan lezat.

Jika seseorang ingin berlayar dan menjelajah di sepanjang sungai yang panjang dan lebar, ada kelotok dan Geteks yang diparkir di beberapa titik sungai dan mereka hanya akan terlalu bersedia untuk menawarkan tur menyusuri sungai.

Secara administratif, Pangkalan Bun adalah sebuah kecamatan, dan ibukota Kabupaten Kotawaringin Barat. Kota kecil yang ramai itu dulunya adalah pusat kekuasaan Kesultanan Kutaringin pada masa pemerintahan Sultan Imanudin pada tahun 1811-1814.

Warisan kesultanan dapat ditemukan di  Keraton Kuning  atau Istana Kuning, di jantung Pangkala Bun. Istana ini dibangun kembali sejak situs aslinya dibakar pada tahun 1986.

Secara historis, Kesultanan Kutaringin dulunya merupakan distrik Kerajaan Banjar yang muncul sebagai kesultanan terpisah pada masa pemerintahan Sultan Banjar IV Mustainbillah.

Kesultanan berada di bawah kekuasaan Kerajaan Majapahit Jawa, dan karena itu jejak budaya Jawa banyak ditemukan di daerah tersebut.

Sekitar satu jam berkendara dari pusat kota Pangkalan Bun, pemandangan santai menunggu di Pantai Kubu. Pantai adalah teluk 3 Km dengan permukaan yang relatif datar, di mana airnya tenang dan sempurna untuk kegiatan rekreasi.

Ada juga area yang merupakan tempat yang sempurna untuk memancing. Di sepanjang pantai, pengunjung juga dapat menyaksikan dan mengambil bagian dalam kegiatan para nelayan, karena Kubu juga dikenal sebagai desa nelayan.

Di tempat ini juga ada acara atau kegiatan rutin yang diadakan setiap tahun, baik nasional maupun internasional.

Aksesibilitas

Perjalanan ke Pangkalan Bun kota di Sungai Arut sekarang sangat mudah. Kita bisa masuk melalui berbagai moda transportasi.

Pangkalan Bun dilayani oleh Bandara Iskandar. Beberapa maskapai terbang ke bandara ini. Layanan pengiriman menyediakan koneksi ke Jakarta, Surabaya, dan Semarang.

Akses menuju Pangkalan Bun, kota di Sungai Arut:

Lewat udara:

Trigana Air menghubungkan Pangkalan Bun dengan  Jakarta ,  Semarang , dan  Surabaya  melalui penerbangan harian ke dan dari Bandara Iskandar. Kalstar Aviation juga menyediakan penerbangan harian dari Semarang ke Pangkalan Bun, sedangkan penerbangan Surabaya berangkat pada hari Senin, Rabu, Kamis, dan Sabtu.

Dari Pangkalan Bun, Kalstar juga melayani penerbangan ke Jakarta, Banjarmasin, Ketapang,  Pontianak , Sampit, Semarang, dan Surabaya. Aviastar melayani penerbangan harian dari Jakarta dan dari Semarang, setiap hari Senin dan Jumat. Aviastar juga terbang ke Ketapang setiap 2 hari sekali.

Melalui laut:

Pelabuhan Kumai, sekitar 35 menit dari Pangkalan Bun melayani kapal penumpang dari Jawa, Freighters, Bugis Phinisi, dan Madura Schooner. Kapal Pelni menghubungkan Kumai dengan Semarang melalui perjalanan 24 jam dengan biaya Rp145.000 dan Surabaya melalui perjalanan 26 jam dengan biaya Rp153.000, keduanya tiga kali seminggu.

Melalui darat:

Dari ibukota provinsi,  Palangkaraya , perjalanan darat dengan mobil akan memakan waktu sekitar 8-10 jam. Jalan dan jembatan dari Palangkaraya ke Pangkalan Bun relatif dalam kondisi wajar. Bus dari Palangkaraya memakan waktu sekitar 12-14 jam, mulai dari Rp80.000 hingga Rp120.000.

Taksi ke / dari Bandara Iskandar akan menelan biaya sekitar Rp 50.000, dan  naik opelet  atau angkutan umum di sekitar kota akan menelan biaya sekitar Rp5.000. Minibus ke Kumai berangkat dari terminal dekat pasar di Jl.P Antasari Street dan biayanya sekitar Rp 10.000.

Namun cara terbaik untuk berkeliling Pangkalan Bun jelas bukan atas tanah, Karena kota ini terletak di Sungai Arut, cara terbaik untuk menyiasatinya adalah di atas kapal tradisional  Klotok  atau  Getek  .

Kondisi infrastruktur semakin membaik. Mulai dari jalan raya, bandara, jalan setapak, pelabuhan, jembatan, tangga, bahkan beberapa tempat bisa dijangkau dengan jalan tol.

Kita dapat mengunjungi dengan pesawat, mobil, kapal, bus, sepeda motor dan sepeda. Pada titik tertentu, kita bisa naik kereta. Kita juga bisa berjalan dengan bebas.

Kenyamanan

Di Pangkalan Bun, kota di Sungai Arut, seiring teknologi semakin baik. Kita dapat dengan mudah menemukan lokasi untuk mini market, toko (warung kedai), Money Changer, ATM, Bank BRI BCA Mandiri, BTPN Bank Nagari BJB, supermarket, dan restoran. Jadi kita tidak akan kelaparan atau kekurangan barang yang diperlukan.

Jika Anda sakit dan memerlukan bantuan, Anda juga dapat mengunjungi klinik, apotek, apotek, rumah sakit, dan pusat kesehatan (puskesmas).

Di tempat ini kita juga bisa mencari tempat ibadah seperti masjid, gereja, dan lainnya.

Akomodasi

Mencari tempat menginap di Pangkalan Bun, kota di Sungai Arut sangat mudah. Kita bisa tinggal di homestay, hotel, losmen, hostel dan tempat lain.

Untuk mendapatkan penginapan dengan harga murah dan pasti nyaman, silakan lihat di bawah:

Booking.com

Pengalaman dan Ulasan

Sudah banyak pengunjung mengunjungi Pangkalan Bun kota di Sungai Arut, ada banyak cerita menarik yang diceritakan. Seperti merasa puas, bahagia, ingin datang lagi, tidur nyenyak, dan hampir tidak ada yang kecewa atau mengeluh datang ke sini.

Jadi, pengunjung akan mengetahui cara menemukan hotel terbaik, di mana tepatnya berada, mengapa menakjubkan, berapa tarif dan tarifnya, siapa orangnya, siapa yang bertanya, dan kapan waktu terbaik untuk berkunjung.

Kita dapat mengunjungi tempat-tempat wisata ini dari Tanjung Pinang, Tanjung Redep, Tanjung Selor, Tapak Tuan, Tarakan, Tarutung, Tasikmalaya, Muara Bungo, Muara Enim, Muara Teweh, Muaro Sijunjung, Muntilan, Nabire, Negara, Nganjuk,

That’s all the information we provided, hopefully useful.